Mengenal Jenis-Jenis Budaya Kerja yang ada di Perusahaan

work culture

Banyaknya aktivitas dan komunikasi kelompok yang terjadi di perusahaan membentuk sistem budaya kerja tertentu. Budaya ini membedakan setiap institusi dan mempengaruhi efektivitas kinerja di dalamnya.

Tentunya pihak manajemen menghendaki budaya positif progresif yang dapat mendukung performa terbaik karyawan. Simak ulasan lengkap tentang apa itu, indikator, jenis-jenis hingga contoh budaya kerja di Indonesia berikut.

Pengertian Budaya Kerja

Secara sederhana, budaya kerja adalah konsep yang berkembang menjadi kebiasaan atau pola sikap dan perilaku dalam suatu organisasi sebagai pedoman untuk bekerja. Beberapa pengertiannya menurut ahli yaitu:

Pengertian Budaya Kerja menurut Ahli

Robbins (2003)

Budaya perusahaan adalah sistem pengertian yang dipegang bersama oleh anggota suatu organisasi dan membedakan organisasi tersebut dari organisasi lainnya.

Mangkunegara (2005)

Budaya kerja adalah asumsi atau sistem keyakinan, nilai-nilai serta norma yang dikembangkan dalam perusahaan dan menjadi pedoman tingkah laku bagi anggotanya untuk mengatasi masalah integrasi internal maupun adaptasi eksternal.

Triguno (2003)

Budaya perusahaan adalah falsafah berdasarkan pandangan hidup yang menjadi sifat, kebiasaan, dan kekuatan pendorong secara membudaya dalam suatu kelompok masyarakat atau organisasi. Hal ini tercermin dari sikap, kepercayaan, cita-cita, pendapat, dan tindakan kerja.

Fungsi Budaya Kerja

Budaya yang ada di tempat kerja rupanya memiliki fungsi tersendiri, seperti:

  • Pembeda suatu organisasi dengan organisasi yang lain;
  • Sebagai gambaran identitas bagi anggota organisasi;
  • Memberikan gambaran komitmen pada kepentingan organisasi;
  • Mendorong stabilitas sistem sosial untuk mempersatukan organisasi;
  • Sebagai panduan sikap dan kendali atas perilaku karyawan; dan
  • Sebagai pedoman batas-batas toleransi sosial dan alat komunikasi antar anggota organisasi.

Jenis Budaya Kerja

Berdasarkan Organizational Culture Assessment Instrument (OCAI), setidaknya ada 4 jenis budaya kerja, yaitu Hierarki, Pasar, Klan, dan Adhokrasi.

Hierarki

Jenis budaya hierarki bergantung pada suasana formal dan terstruktur. Perusahaan sepenuhnya dikendalikan oleh orang-orang dengan jabatan struktural. Hal ini karena mereka dianggap memiliki pengalaman dan kemampuan sehingga layak menjadi panutan.

Agar dapat berfungsi dengan baik, seluruh jajaran pemegang jabatan perlu mematuhi aturan hierarki secara tegas dan efektif. Hierarki adalah contoh kultur perusahaan di Indonesia yang banyak diterapkan untuk meningkatkan produktivitas perusahaan.

Pasar

Budaya jenis pasar menekankan suasana persaingan dalam perusahaan. Karyawan akan terdorong untuk bersikap lebih kompetitif dan fokus pada performa kerja. Pemimpin perlu mengendalikan suasana persaingan supaya tetap berjalan secara sehat dan kondusif.

Klan

Jenis budaya klan mengutamakan suasana ramah bersahabat di perusahaan. Karyawan diperlakukan sebagai keluarga besar yang aktif berkolaborasi dalam berbagai kegiatan.

Dengan begitu, perusahaan menekankan pada komunikasi yang baik dan team work solid. Klan adalah salah satu contoh budaya kerja di Indonesia yang banyak diterapkan pada usaha kecil atau tradisional.

Adhokrasi

Mengutamakan dinamika kreatif adalah konsep utama dari budaya perusahan jenis adhokrasi. Perusahaan biasanya menempatkan sosok pemimpin sebagai tokoh inspirasi karyawan untuk lebih berani mewujudkan ide-ide baru. Jenis budaya ini menekankan pada kebebasan karyawan untuk berkreasi agar dapat bertahan dalam persaingan bisnis.

Pengaruh Budaya Kerja terhadap Kinerja Karyawan

Budaya mempengaruhi bagaimana karyawan melaksanakan tugasnya. Hal ini termasuk norma-norma yang telah ditetapkan tentang cara berkomunikasi, memperlakukan rekan kerja, hingga pengambilan keputusan dalam organisasi. Pengaruh budaya kerja terhadap kinerja karyawan sepenuhnya bergantung pada kesesuaian jenis dan kedalaman penghayatannya.

Budaya yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan organisasi, karakter karyawan, serta kondisi eksternal akan dapat mendorong performansi kerja. Dengan begitu, karyawan pun bisa menyelesaikan tugasnya secara cepat, tepat, dan sesuai standar yang telah ditentukan.

Contoh Budaya Kerja Positif Progresif

Apapun jenis kultur yang ada di kantor, tentunya setiap perusahaan berharap bisa membentuk sebuah budaya kerja positif progresif. Seperti apa itu? Berikut adalah contohnya.

Ciptakan Komunikasi Transparan

Komunikasi transparan adalah contoh kebiasaan sehat perusahaan yang fokusnya membangun hubungan positif. Organisasi perlu memastikan adanya keterbukaan antar karyawan atas hal-hal yang berkaitan dengan pekerjaannya. Sehingga, kolaborasi dapat berjalan secara progresif untuk menyelesaikan setiap masalah atau tantangan kerja.

Bangun Suasana Menyenangkan

Tidak melulu harus serius, penelitian menunjukkan bahwa suasana ceria akan mendukung kreativitas dan semangat bekerja. Dalam hal ini, menerapkan konsep ruang kerja terbuka dapat mempermudah komunikasi sekaligus meminimalisir konflik.

Fasilitas humanis seperti ruang bermain game, menonton film, dan aneka camilan pun bisa menjadi pendukung hebat untuk menjadikan karyawan nyaman selama bekerja. Energi positif dan bersahabat akan melenyapkan rasa jenuh atau lelah setelah seharian bekerja.

Membentuk Tim Solid

Salah satu contoh budaya kerja perusahaan positif progresif adalah tim yang solid. Tim merupakan gabungan beberapa anggota dengan latar belakang berbeda. Agar dapat memberikan performa terbaik, perusahaan perlu memastikan bahwa mereka dapat melebur untuk mencapai visi dan misi yang sama.

Pastinya ini bukan hal yang mudah. Pasalnya, tim yang solid harus didasari dari rasa percaya, saling memahami, dan mendukung antar anggota. Beban kerja harus dibagi secara adil, tanpa membiarkan salah satu anggota merasa paling berkorban.

Apresiasi Kinerja Karyawan

Perusahaan dapat pula menerapkan budaya apresiasi atas pencapaian kinerja karyawan. Apresiasi tidak melulu harus dalam bentuk materi, tapi bisa melalui pujian. Dengan begitu, perusahaan dapat akan meningkatkan produktivitas karyawan yang berdasarkan kepuasan kerja.

Performansi yang dapat diapresiasi tidak terbatas pada tugas kerja, melainkan juga perilaku lain yang bermanfaat bagi perusahaan. Apresiasi ini akan secara tidak langsung mengakrabkan hubungan atasan dan bawahan sehingga mendukung soliditas tim.

Kendati tidak secara sengaja dibentuk, budaya muncul secara otomatis sebagai hasil dari kebiasaan. Namun, tipe budaya yang kurang terencana sering kali kurang menguntungkan atau bahkan dapat bersifat destruktif karena tidak terkendali. Untuk itu, ulasan hingga contoh budaya kerja perusahaan positif progresif di atas bisa menjadi ide cara meningkatkan kinerja dalam organisasi Anda.


Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *